Cari Blog Ini

Selasa, 19 April 2011

Penderitaan


Dalam suatu kehidupan, seseorang pasti pernah mengalami suatu penderitaan, apalagi sampai mengalami penderitaan yang begitu berat hingga seseorang menjadi shock dan putus asa. Itu disebabkan oleh beberapa faktor salah satu dianataranya adalah faktor internal dan faktor external dari setiap individu dimana faktor tersebut menjadi pemicu adanya suatu penderitaan yang diderita oleh seseorang. Tetapi semua itu tidak boleh sampai terjadi berlarut-larut karena akan sangat berkibat fatal dimana orang tersebut akan mengalami depresi, turunnya mental dan kepribadian seseorang sehingga individu tersebut akan mengalami phobia, depresi kronis yang pada akhirnya akan mengalami putus asa dan akan melakukan bunuh diri.

Setiap orang harus dapat mengatasi penderitaannya dengan cara positif serta mengambil pelajaran yang didapat ketika ia mengalami penderitaan tersebut. Dalam melalui penderitaan tersebut kita harus melewatinya dengan sabar, tawakal, selalu berdoa, jangan pernah putus asa serta selalu yakin pasti ada jalan keluar yang membimbing kita dalam menyelesaikan penderitaan ini.

Disini penderitaan yang akan saya ceritakan adalah pengalaman ibu saya ketika menjalani kehidupannya masa lalu yang penuh dengan penderitaan, likak-likuk kehidupan dan kurangnya kasih sayang dari kedua orangtuanya. Pada masa kecilnya ia telah ditinggal pergi oleh kedua orangtuanya di jakarta, ia dititipkan dan diurus oleh kakek dan neneknya. Semasa kecil ia tidak pernah merasakan kasih sayang yang diberikan oleh kedua orang tuanya, ia hanya merasakan kasih sayang yang diberikan oleh kakek dan neneknya.

Setelah beranjak anak-anak, kedua orangtuanya bercerai dan kemudian bapaknya menikah lagi dengan perempuan lain dimana sikap sifat dan perilaku dari bapaknya berubah total setelah perceraian itu. Sekarang ia mempunyai mempunyai ibu tiri sebagai pengganti ibu kandungnya yang telah bercerai. Dari mulai anak-anak hingga ia beranjak dewasa, ia tidak pernah merasakan hangatnya kasih sayang yang diberikan oleh kedua orangtuanya. Ia diperlakukan seakan-akan bukan anan kandung sendiri.

Ketika ia telah masuk SD, ia tidak pernah mendapatkan uang jajan, ia hanya mendapatkan uang jajan ketika hari jumat saja, itu juga memintanya harus dengan cara menangis atau merengek-rengek dahulu baru diberikan uang jajan, itu juga hanya mendapatkan uang seratus perak sajayan pada saat itu uang tersebut hanya dapat membeli 1 buah es kenyot karena hari itu memang merupakan hari ekskul atau hari olahraga yang memang sangat melelahkan.

Kemudian setelah ia menginjak SMP ia masih menerima ketidak adilan, dimana ketika ia tidak mempunyai berbagai alat tulis, ia tidak pernah dibelikan berbagai macam keperluan tersebut seperti buku, pensil, pulpen dsb. Padahal ia tidak pernah diberi uang jajan. Kemudian ia berinisiatif untuk bekerja apa saja agar mendapatkan uang untuk membeli peralatan sekolahnya bisa dengan cara menjaga anak orang, membantu pkerjaan tetangga-tetangganya, menjadi buruh cuci sampai  menjemur pakaian, intinya pekerjaan apapun akan ia lakukan agar mendapatkan uang jajan sendiri, dan semua itu berlanjut sampai ia SMA.

Ketika ia menginjak SMA ia langsung mendaftar kursus menjahit agar ia mendapat bekal pelatihan agar ia dapat memenuhi seleruh kebutuhan sehari-hari di rumahnya seperti shampo, sabun, odol dll. Itu sangat berat sekali karena ia harus membagi waktunya selain bersekolah ia harus bekerja menjahit sepulang sekolahnya.

Setelah ia lulus SMA, ia mengumpulkan uang dari hasil kerja menjahitnya untuk untuk mendaftar pekerjaan ke berbagai kota didaerah jawa tengah dan sekitarnya diantaranya yaitu seperti semarang, solo, bawen,sampai-sampai hingga ke surabaya. Namun semua itu tidak berjalan dengan lancar, karebna orangtuanya tidak mendukung semangat  maupun materi agar ia dapat berhasil. Ia amat begitu putus asa dan bingung untuk melakukan apa. Dan pada akhirnya setelah kehabisan akal dan kesabaran ia pun nekat pergi sendirian tanpa izin atau pamit dengan orangtuanya merantau ke jakarta. Disana ia tinggal dengan dengan pamannya yang pada akhirnya ia pun sukses di jakarta.

Itu adalah sebagian penderitaan yang telah dialami seseorang seseorang, dimana kita tidak boleh menyerah oleh penderitaan walaupun dalam kondisi apapun. Kita harus selalu sabar, tawakal dan jangan menyerah sampai kita dapat melewati penderitaan tersebut karena tuhan memang sedang menguji hambanya dan selalu yakin bahwa tuhan akan memberi jalan keuar dari panderitaan yang sedang kita hadapi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar